KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya,
Sehingga Makalah Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar ini dapat saya selesaikan guna
sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar
sebagai salah satu mata kuliah softskill.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah
memberi kesempatan kapada saya untuk mengumpulkan tugas makalah ini. Tugas
makalah yang berjudul “Urbanisasi Pasca Lebaran”. Sebuah makalah yang mengupas
hal-hal yang berkaitan dengan urbanisasi pasca lebaran yang terjadi tiap tahun
di Indonesia.
Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, saya terus mengharapkan bimbingan dari dosen pengampu mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar. Agar dilain waktu, tugas – tugas yang diberikan oleh
Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar dapat saya kerjakan lebih baik
lagi. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum.
Bekasi, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.................................................................................................
1
KATA PENGANTAR
................................................................................................
2
DATAR ISI .................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
.......................................................................................
4
1.2.
TUJUAN ............................................................................................................
5
1.3.
SASARAN
.........................................................................................................
6
BAB II PERMASALAHAN
2.1. KEKUATAN
URBANISASI
............................................................................ 7
2.2.
KELEMAHAN URBANISASI ........................................................................ 8
2.3
PELUANG ..........................................................................................................
8
2.4.
TANTANGAN
...................................................................................................
9
2.5.
SOLUSI ..............................................................................................................
9
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
...................................................................................................
10
3.2.
REKOMENDASI ...............................................................................................
10
REFERENSI
............................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Menjelang Hari raya Idul Fitri, mayoritas penduduk Indonesia yang memeluk
agama islam mulai sibuk mempersiapkan hari tersebut. Salah satunya ialah mudik
atau pulang kampung. Pada hari raya Idul Fitri, suasana perkotaan berubah dari
ramai menjadi sepi. Namun ada satu yang menjadi perhatian khusus, disaat arus
balik, tidak hanya pemudik yang kembali ke kota, tetapi banyak pula wajah-wajah
baru yang hadir mengisi ramainya suasana kota. Begitulah fenomena yang harus
kita hadapi bersama, suasana kota akan selalu bertambah ramai oleh diisi oleh
kaum urban yang umumnya datang berbondong-bondong pada saat arus balik Lebaran.
Hal tersebut biasa dinamakan urbanisasi.
Urbanisasi merupakan suatu perpindahan penduduk dari suatu desa ke kota.
Hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor, diantaranya ialah:
·
Tingkat pendapatan,
·
Jumlah lapangan pekerjaan di kota relatif banyak,
·
Mudah dalam akses mencari pekerjaan ataupun bekerja,
·
Tingginya kesempatan dalam mencari kerja,
·
Rendah atau kurangya lapangan kerja di Desa,
Dari hal – hal tersebut di atas, sangat mungkin bagi seseorang untuk
melakukan urbanisasi, khususnya ke daerah – daerah Ibu Kota Seperti Jakarta.
Dan hal ini sudah menjadi kebudayaan tahunan. Khususnya pasca lebaran.
Biasanya, seminggu pasca lebaran, Masyarakat pedesaan berbondong – bondong
datang ke Ibu Kota dengan niat mengadu nasib dan peruntungan mereka di Ibu Kota
tanpa kemampuan ataupun keahlian yang memadai. Mereka datang hanya dengan modal
niat dan nekat untuk mengadu nasib. Sungguh hal ini menjadi sangat sering kita
lihat di beberapa media massa, dan jumlah merekapun tidak sedikit, tiap
tahunnya ribuan wajah baru datang mengisi hiruk pikuknya kota Jakarta yang
dijadikan sebagai pusat urbanisasi di Indonesia.
Urbanisasi sebenarnya bisa dikatakan wajar dalam suatu wilayah. Karena pada
intinya. Kegiatan urbanisasi dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup
seseorang. Karena jika dilihat dari Jumlah Kebutuhan hidup antara di pedesaan
dan di perkotaan, tentu dapat dengan mudah dibandingkan. Apalagi di daerah
perkotaan merupakan pusat industri yang memungkinkan seseorang mendapatkan
kesempatan untuk memperoleh lapangan pekerjaan. Dengan kata lain, wajarlah
seseorang melakukan kegiatan urbanisasi dengan harapan meningkatkan taraf
hidupnya, ditambah jika orang tersebut sudah berkeluarga, tentu menjadi tantangan
berat baginya untuk bisa menghidupi keluarganya.
Dalam konteks yang lebih luas, Urbanisasi sebenarnya tidak hanya terjadi di
Jakarta, Urbanisasi juga terjadi di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung
Surabaya dan kota- kota besar laiinya. Karena tidak mungkin Seluruh penduduk
desa di Indonesia berurbanisasi ke Jakarta, itu justru akan menghancurkan
perekonomian di Indonesia. Jadi, tiap daerah mungkin memiliki daerah tujuan
urbanisasinya masing – masing. Dan beberapa ada yang langsung datang ke Jakarta,
meskipun mereka berada di tempat yang sangat jauh sekalipun.
1.2. TUJUAN
Banyaknya masyarakat desa yang berurbanisasi pasca lebaran tentu
menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa mereka melakukan urbanisasi? Apa tujuan
mereka berurbanisasi?
yang pertama adalah tahun
kelulusan siswa/mahasiswa dari studinya. Arus pertama ini bagi pemerintah kota
bukan ancaman serius, selain karena segi kuantitas tidak terlalu banyak,
dilihat dari segi kualitas mayoritas adalah tenaga-tenaga terdidik yang
potensial dan mempunyai prospek kerja (formal) cukup tinggi. Bahkan banyak yang
memandang mereka akan membawa urbanisasi kearah positif untuk kemajuan kota.
Jika dilihat dari sisi ekonomi, tentulah mereka yang melakukan urbanisasi
memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Karena
tidak dapat dipungkiri, peluang mendapat pekerjaan di kota relatif lebih tinggi
dibandingkan di Desa.
1.3. SASARAN
Sebagaimana telah kita ketahui pengertian dari urbanisasi, yaitu
perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dari hal tersebut kita sudah bisa
menyimpulkan daerah mana saja yang menjadi tujuan urbanisasi mereka. Serta
siapa saja yang melakukan kegiatan tersebut. Daerah perkotaan besar yang
terdapat banyak pusat-pusat industri tentu menjadi sasaran utama urbanisasi,
karena disana terdapat banyak peluang untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan
tujuan orang berurbanisasi, yaitu untuk mensejahterakan kehidupannya. Dan
kegiatan tersebut pastilah dilakukan oleh orang-orang pedesaan yang secara umum
masih sedikit terdapat lapangan pekerjaan.
Kebanyakan masyarakat desa berasumsi
bahwa bekerja di kota akan dapat meningkatkan taraf hidupnya. Disamping
penghasilan yang lebih dibanding di desa, dari pengalaman para perantau yang
terdahulu mereka bias semakin berantusian untuk bermigrasi ke kota.
Mereka akan semakin yakin jika ada
salah satu dari mereka telah mencoba mengadukan nasibnya merntau menuju ke
tempat yang jauh dari tempat tinggal aslinya untuk mencai kehidupan yang lebih
layak. Mereka dengan segudang pengalamannya telah menarik perhatian yang lain
untuk menjadi sepertinya.
Kota – kota besar adalah tujuan
mereka. Utamanya yang dekat dengan pusat – pusat keramaian seperti terminal,
stasiun, pelabuhan, pusat kota dan kawasan industri. Karena di tempat – tempat
itu banyak peluang yang dapat dijadian sumber mata uang. Kota merupakan pusat
pemerintahan, pusat industri dan perdagangan yang menyerap banyak tenaga kerja.
Maka di tempat yang berpeluang untuk menghasilkan uang pasti akan banyak dicari
orang.
BAB II
PERMASALAHAN
Dan
inilah beban Kota. Jika satu orang pemudik yang pulang kampung membawa satu
orang saja anggota keluarganya, bisa dibayangkan jumlah penduduk kota akan
bertambah dua kali lipat. Selanjutnya, kota yang sudah padat, tambah disesaki
orang-orang yang mengharapkan manisnya kota sebagai tempat mencari rezeki.
Alhasil, persoalan baru yang dihadapi pemerintahan kota adalah bertambahnya penduduk. Secara otomatis, urbanisasi pascamudik Lebaran ini menumbuhkan berbagai permasalahan baru bagi pemerintah dan masyarakat seperti pengangguran, perumahan, sarana air, kesehatan, lingkungan, kriminalitas, dan sebagainya.
Seputar pengangguran, jika para pendatang baru tersebut memang memiliki kualifikasi yang cukup baik untuk bersaing dalam kerja, mungkin tidak akan menjadi masalah serius—meski tidak ada yang menjamin 100 persen mereka akan mendapat pekerjaan di kota. Apalagi para pendatang yang hanya melu anut grubyuk, sama sekali tak memiliki keterampilan kerja atau kualifikasi yang baik, tentu hanya akan jadi penganggur baru di kota yang kian menambah berat beban kota.
Alhasil, persoalan baru yang dihadapi pemerintahan kota adalah bertambahnya penduduk. Secara otomatis, urbanisasi pascamudik Lebaran ini menumbuhkan berbagai permasalahan baru bagi pemerintah dan masyarakat seperti pengangguran, perumahan, sarana air, kesehatan, lingkungan, kriminalitas, dan sebagainya.
Seputar pengangguran, jika para pendatang baru tersebut memang memiliki kualifikasi yang cukup baik untuk bersaing dalam kerja, mungkin tidak akan menjadi masalah serius—meski tidak ada yang menjamin 100 persen mereka akan mendapat pekerjaan di kota. Apalagi para pendatang yang hanya melu anut grubyuk, sama sekali tak memiliki keterampilan kerja atau kualifikasi yang baik, tentu hanya akan jadi penganggur baru di kota yang kian menambah berat beban kota.
Dampak-dampak lain dari urbanisasi
pasca lebaran akan diuraikan menggunakan analisis SWOT (Stregth (Kekuataan),
Weaknees (Kelemahan), Opportunity (Peluang), dan Threat (Tantangan).
2.1. KEKUATAN URBANISASI
Sebagai
mana kita ketahui bahwa tujuan urbanisasi ialah untuk meningkatkan taraf hidup
bagi mereka yang melakukan urbanisasi. Dari hal itu jelas, bahwa urbanisasi
dapat mengubah kehidupan seseoang. Meningkatkan peluang mereka untuk mendapat
penghidupan yang lebih layak.
Disamping
itu, dengan adanya urbanisasi juga merubah cara pandang masyarakat pedesaan.
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa mayarakat yang tinggal di perkotaan umumnya
berfikir lebih luas. Mereka tidak hanya berpikir bagaimana untuk mencari pekerjaan,
tetapi juga bagaimana menghasilkan suatu pekerjaan yang dapat menghidupi
kehidupannya sehari-hari.
Dalam
konteks yang lebih luas, urbanisai berpengaruh besar bagi dunia industri,
dengan banyaknya kaum urban yang secara berbondong-bondong datang ke kota,
tentu pihak-pihak industri tidak perlu lagi bersusah payah mencari sumber daya
manusia untuk mengisi sebagai tenaga kerja pada industri mereka. Apalagi jika
mereka sebelumnya telah memiliki keterampilan yang cukup, tentu hal tersebut
menjadi suatu modal barharga bagi dunia industri.
2.2. KELEMAHAN URBANISASI
Kelemahan dalam Urbanisasi adalah
kebalikan dari Kekuatan Urbanisasi diatas yaitu apabila para pendatang tidak
mempunyai kemampuan atau ketrampilan akan menimbulkan masalah yang sangat
kompleks. Akan bertambahnya pengangguran dan tempat tinggal pendatang baru
itupun akan menjadi masalah. Akan banyak berdiri bangunan-bangunan ilegal di
tempat yang bukan haknya. Tingginya angka pengangguran akan memicu tingginya
angka kriminalitas di kota-kota besar. Masalah kependudukan lainnya mulai dari
pemenuhan gizi pangan, kemacetan, kenyamanan dan sebagainya.
2.3. PELUANG
Arus mudik
setelah lebaran tentu menjadi peluang yang sangat manis bagi mereka yang ingin
berurbanisasi. Pasalnya banyak dari mereka yang setelah mudik membawa temannya
untuk bersama-sama mengadu nasib di kota, disamping banyak dari mereka yang
berurbanisasi sendiri, artinya tanpa ajakan teman. Dibandingkan hari-hari lain,
peluang urbanisasi memang dirasakan lebih banyak terjadi pada saat pasca
lebaran.
Selain
itu, telah kita ketahui bahwa masyarakat yang melakukan urbanisasi umumnya
mencari daerah perkotaan yang memiliki banyak lapangan pekerjaan, sehingga
membuka peluang bagi mereka untuk dapat memperoleh pekerjaan. Tidak dapat
dipungkiri bahwa peluang mendapat pekerjaan di kota memang lebih besar karena
umumnya daerah perkotaan menjadi pusat perindustrian.
2.4. TANTANGAN
Tantangan para pendatang adalah
persaingan dengan penduduk asli atau pun para pendatang juga dalam mencari
lapangan kerja. Dan tempat-tempat industri atau usaha yang mengutamakan
masyarakat asli dalam perekrutan tenaga kerjanya.
2.5. SOLUSI
Urbanisasi
memang tak dapat dihindarkan oleh setiap pemerintah karena strategi pembangunan
antara desa dengan kota yang tidak seimbang. Menurut Michael Lipton (1977)
mengatakan orang urbanisasi merupakan refleksi dari gejala mandegnya ekonomi
pedesaan yang ditandai dengan sulitnya mencari lowongan kerja di desa.
Pemerintah perlu mengatur strategi lagi agar urbanisasi tetap memberikan dampak
positif bagi perkembangan kota.
Beberapa
solusi yang dapat diambil dari masalah – masalah yang ada :
- Mengembangkan skill bagi tenaga
kerja yang belum terdidik. Dengan begitu mereka bisa mandirti dan tidak
menjadi beban bagi pemerintah.
- Mengontrol laju urbanisasi agar
tidak terjadi kepadatan penduduk di kota. Menjaring orang – orang yang
tidak jelas identitasnya berkeliaran di tengah kota.
- Menyeimbangkan antara kebutuhan
sandang, pangan, dan papan dengan jumlah penduduk agar tidak ada penduduk
yang terlantar tidak ada tempat tinggal walaupun sebenarnya dia sudah
bekerja.
- Membangun dan
mengembangan kota – kota kecil sebagai pertumbuhan ekonomi baru jadi tidak
semuanya dipusatkan dikota, didesa juga harus dikembangkan sehingga dengan
begitu urbanisasi bisa ditekan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Telah kita ketahui bersama bahwa urbanisasi merupakan masalah yang harus
kita hadapi bersama, hal tersebut merupakan suatu proses alamiah serta telah
menjadi rutinitas tahunan. Bahwa terdapat banyak kaum urban di kota-kota besar
khususnya Jakarta yang berdatangan untuk melakukan kegiatan urbanisasi. Selain
itu, ragam jenis tujuan mereka melakukan urbanisasi juga patut kita garis
bawahi.
- Adanya
perbedaan yang menonjol pada kehidupan masyarakat di desa dan di kota.
- Urbanisasi
dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap perkembangan suatu
daerah.
- Banyak
orang berurbanisasi dilatari faktor ekoomi.
- Perlunya
penanganan untuk mengendalikan laju Urbanisasi dari pemerintah setempat.
3.2. REKOMENDASI
Semakin
banyaknya orang yang melakukan urbanisasi dari tahun ketahun dan diantara
mereka pula masih banyak yang melakukan urbanisasi tanpa pengalaman ataupun
keterampilan. Tentu hal tersebut menjadi suatu masalah yang harus dipecahkan
bersama. Salah satunya yang perlu dilakukan ialah tindak serius pemerintah
dalam menangani masalah urbanisasi ini, bukan berarti menyepelekan kinerja
pemerintah, tetapi disini lebih ditekankan pada penyuluhan bagi masyarakat desa
yang ingin melakukan urbanisasi. Dengan adanya penyuluhan di daerah-daerah yang
penduduknya berpotensi melakukan kegiatan urbanisasi, tentu mereka yang
melakukan urbanisasi tidak terlalu buta bagaimana mereka nanti setelah berada
di kota.
Selain
itu, pembangunan di daerah-daerah penunjang kota-kota besar juga perlu
diperhatikan. Pasalnya dikhawatirkan terjadi kelebihan jumlah penduduk yang
malah berakibat buruk pada perekonomian kota tersebut. Sehingga dangan
penyebaran pusat industri ataupun lapangan kerja di daerah-daerah sekitar kota
besar akan menghindari kepadatan penduduk di kota. Dengan adanya hal tersebut,
tentu akses transportasi juga harus dipertimbangkan. Pasalnya salah satu titik
pantau suatu industri membuka usaha barunya ialah tersedianya akses
transportasi sebagai jalur distribusi suatu usaha. Sehingga diharapkan daerah
di sekitar kota-kota besar juga dapat membantu mengurangi kepadatan yang
terjadi akibat arus urbanisasi yang tidak terkendali. Dengan hal tersebut,
besar kemungkinan masalah urbanisasi dapat ditangani dengan efektif dan
sebaik-baiknya.
Untuk
itu Pemda harus berupaya menekan jumlah pendatang baru dengan melakukan operasi
Yustisi setiap usai lebaran. Upaya ini juga termasuk aneh! Operasi Yustisi
tidak pernah memberikan solusi dan hanya berujung pada pelangggaran hak asasi
serta diskriminasi. Ini berbahaya dan bukan merupakan ide yang cerdas.
Persoalan ini harus benar - benar
diselesaikan dari pangkalnya. Pengembangan kawasan perkotaan regional di setiap
daerah harus dilakukan secara serius dan menjamin penyerapan urbanisasi lokal.
Ini sangat penting untuk menjawab budaya hedonis kelas bawah. Kontrol pola
pikir masyarakat juga sangat urgen, dan harus dilakukan di desa - desa, agar
masyarakat pedesaan yang lebih cepat terpengaruh oleh kisah - kisah sukses semu
tidak terus memilih ke kota sebagai pilihan prestisius untuk menunjukkan kelas
sosial di kemudian hari. Orang - orang yang pulang dari Jakarta juga harus
memberikan informasi yang riil serta jujur tentang kehidupan Jakarta beserta
seabrek persoalannya. Di samping itu, tentu saja pembangunan di tingkat
regional yang mengarah kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat harus terus
dipacu lebih kencang lagi.
REFERENSI
http://amamizu.wordpress.com/2009/11/13/urbanisasi-pasca-lebaran/
http://jtnmustlo.wordpress.com/2009/11/05/urbanisasi-pasca-lebaran/
http://senopujiamukti.blogspot.com/2010/10/makalah-urbanisasi-pasca-lebaran.htm
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_4335/title_urbanisasi-pasca-lebaran/
E:\Dilema Urbanisasi
Pasca-Lebaran Koran Harian Joglo
Semar.htm
E:\Urbanisasi Pasca Lebaran Gaya
Hidup .htm
Dll.