1. Ada pepatah yang
mengatakan “Bahasa itu lebih tajam dari sebilah pedang”? Jelaskan!
JAWAB :
Ya,
bahasa merupakan alat untuk komunikasi atau berinteraksi. Namun penggunaan
bahasa ini juga harus diperhatikan. Jika bahasa digunakan dengan baik maka akan
menghasilkan respon yang baik, dan jika bahasa digunakan dengan buruk maka akan
menghasilkan respon yang buruk juga. Manusia memang bebas untuk berbicara atau
berpendapat, tapi jika kebebasan itu diluar batas atau terjadi miss komunikasi
dengan pendengar maka akan menyakiti si pendengar, dan bisa jadi perkataan itu
akan teringat dan membekas di hati si pendengar.
Kemudian
maksud dari pepatah “Bahasa itu lebih tajam dari sebilah pedang” adalah, jika
kita hidup didalam masyarakat dan tidak mengerti kondisi dan sifat dari orang
tersebut. Maka kita hendaknya menjaga tutur bicara, karena manusia mempunyai akal
fikiran yang bisa digunakan untuk memikirkan perkataan yang baik dan mana yang
buruk. Sebab jika kita salah berbicara dan perkataan kita bisa membuat orang
sakit hati, orang tersebut akan selalu mengingat ucapan kita, maka sebaiknya
jaga biacara kita terhadap orang lain.
2.
Buatlah karangan singkat mengenai penggunaan bahasa Indonesia dikalangan
Masyarakat maupun di keluarga anda.
JAWAB :
Di
suatu hari yang cerah dan panas, ada sebuah keluarga tinggal di suatu perumahan
sederhana. Tinggallah seorang gadis bernama Silva yang sangat pendiam bersama
dengan seorang adik laki-laki bernama Rio dan kedua orang tuanya. Ibunya
adalah seseorang yang sangat suka berbicara. Suatu pagi, saat Silva
bersiap-siap untuk berangkat sekolah, Ia pamit pada ibunya dengan mencium kedua
pipi ibunya. Begitu pula dengan adiknya. Tetapi kepada ayahnya, mereka hanya
mengucapkan kalimat “Pa, aku jalan dulu ya!”. Bagi keluarga mereka itu sudah
hal yang biasa. Dan begitu juga ketika pulang, mereka sudah dibiasakan untung
mengucapkan “Siang, Ma” atau “Sore, Ma”, tergantung kapan mereka pulang. Tetapi
jarang sekali terjadi komunikasi yang berarti antara anak dan orang tua.
Pada
malam harinya mereka biasa berkumpul saat makan malam. Di sini sang ibu lah
biasa melontarkan candaan. “Bagaimana kabarnya si itu, tadi SMS ga?” tanya ibu
pada Silva. Karena Silva tidak merasa senang dengan pertanyaan candaan
ibunya itu, dia hanya diam saja melanjutkan makannya. Setelah mereka sekeluarga
selesai makan. Ssang ibu mulai lagi candaannya “Ahh… udah bosen kali dia SMS-an
terus tiap hari, udah ga ada omongan lagi”. Silva masih diam saja menahan rasa
kesalnya. Dia di sini adalah seorang teman laki-laki yang dekat dengan Silva
sekarang ini. Kemudian, lagi-lagi sang ibu menggodanya, katanya “Udah putusin
aja, ngapain ladenin orang kayak gitu, dunia ga sedaun kelor”. Kata Silva dalam
hati, “Hiiihh, nyebelin banget sih, apaan sih, pacar juga bukan. Ya walaupun
itu harapanku.”. Selalu seperti itu tiap kali sang ibu bicara. Silva diam saja.
Bahkan saat tidur ditemani sang ibu pun, ia bercerita tentang
kejadian-kejadian masa mudanya, tetapi Silva diam saja. Silva menyimpan
semuanya dalam hatinya. Sejak dulu ibunya selalu berbuat dan berkata sesuatu
yang tidak sedap didengar olehnya. Itu yang membuatnya tidak mau tahu apa yang
dilakukan maupun dikatakan ibunya.
Keesokkan
harinya saat Silva pulang sekolah, dia cepat-cepat mandi dan berpakaian rapi.
Ibu bertanya dengan nada tinggi, “Mau kemana lagi kamu?”. “Mau pergi ke
ultah temanku”, jawab Silva dengan nada tinggi agak kesal. Ibunya bertanya
lagi, “Sama siapa perginya, di rumah siapa? sama siapa aja? Awas ya bohong”.
Silva makin kesal, katanya “Ahh elah, sama temenku pokoknya. Berisik banget
sih”. Ibunya terus bicara dengan nada tinggi, Silva hanya diam dan pergi begitu
saja saat temannya datang menjemput dan membanting pintu karena kesal. “Jadi
orang kok negatif aja pikirannya.” katanya dalam hati.
Sepulangnya
dari pesta ulang tahun temannya, Silva membersihkan diri kemudian menyalakan
komputernya dan menggunakan internet. Tidak lama kemudian, orang tuanya
bertengkar tepat di sampingnya tanpa mempedulikan kehadirannya. Keduanya tidak
mau mengalah, terutama sang ibu yang selalu ingin dibenarkan. Silva dan adiknya
sangat pusing mendengar pertengakaran orang tua mereka. Adiknya berteriak
“Berisik banget sih lu pada.”, saking kesal dan bosannya dia mendengar orang
tuanya yang selalu bertengkar. Silva hanya bisa diam saja menahan semua
kekesalannya. Entah sampai kapan ini akan berlanjut, pikir Silva.
Begitulah
keseharian keluarga mereka. Keluarga yang sangat kurang komunikasi. Keluarga
yang seharusnya selalu menjadi wadah komunikasi, malah tidak bisa menjadi
tempat terbaik untuk menyalurkan keinginan untuk berkomunikasi satu dengan yang
lain.
3.
Sebutkan kekurangan dan kelebihan mempelajari bahasa Indonesia?
JAWAB :
A.
Kelebihan
- Menambah kosakata Bahasa Indonesia
- Agar tidak mudah dipermainkan dalam
kata-kata
- Dapat menemukan berbagai arti dari
kalimat ambigu
- Saat bingung di daerah yang dialeknya
asing bagi kita (sunda, jawa, madura, etc) di Indonesia, kita dapat
menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.
- Untuk membuat CV, laporan,
surat-surat, lamaran, dsb. yang membutuhkan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
- Bagi orang luar negeri, bahasa
Indonesia itu termasuk bahasa yang sulit
B. Kekurangan
- Bukan merupakan bahasa internasional
seperti bahasa Inggris
- Bahasa Indonesia banyak mempunyai
aturan-aturan. baik dalam berbicara maupun penulisan. Misalnya, di dalam
Bahasa Indonesia kita mengenal adanya EYD (Ejaan yang Disempurnakan), penulisan
kata dan kalimat baku, penggunaan kalimat majemuk, dan sebagainya
- Bahasa indonesia merupakan bahasa yang
terlihat mudah untuk dipelajari namun dalam penerapannya sangat sulit
- Sulit dipelajari bagi orang asing
- Banyaknya keragaman bahasa daerah
yang lambat laun mempengaruhi dan merubah kemurnian dari bahasa indonesia
SUMBER :