Tugas TOU 1 Minggu ke 3

Posted by Kenrick Setiawan
On Sabtu, 08 November 2014
KONFLIK ORGANISASI

  • Pengertian konflik
Konflik berasal dari kata kerja  configere yang artinya saling memukul. Dilihat dari sisi sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu. Hal itu lalu menimbulkan perbedaan yang menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Karena ciri-ciri individu dibawa dalam hal interaksi sosial, konflik merupakan hal yang wajar. Dalam kehidupan sehari-hari tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya, setiap konflik dalam organisasi konflik selalu diasosiasikan dengan antara lain, oposisi (lawan), kelangkaan, dan blokade. Di asumsikan pula bahwa ada dua pihak atau lebih yang tujuan atau kepentingannya tidak saling menunjang. Kita semua mengetahui pula bahwa sumber daya dana, daya reputasi, kekuasaan, dan lain-lain, dalam kehidupan dan dalam organisasi tersedianya terbatas. Setiap orang, setiap kelompok atau setiap unit dalam organisasi akan berusaha memperoleh sumber daya tersebut secukupnya dan kelangkaan tersebut akan mendorong perilaku yang bersifat menghalangi oleh setiap pihak yang punya kepentingan yang sama. Pihak-pihak tersebut kemudian bertindak sebagai oposisi terhadap satu sama lain. Bila ini terjadi, maka status dari situasi dapat disebut berada dalam kondisi konflik.
  • Jenis dan sumber konflik

Jenis Konflik

1.       Konflik antara atau dalam (intrapribadi),
misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)).
Misalnya saat seseorang menerima perintah yang berbeda dari dua atasannya. Atasan yang satu     menyatakan harus menjaga jarak antar karyawan supaya kinerja tidak terganggu, sementara atasan yang lain meminta agar semua karyawan mengutamakan kerja tim, sehingga ia kesulitan menjalankan perannya.

2.       Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
Misalnya tawuran yang terjadi antar sma 6 dan 70.

3.       Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).

Misalnya segerombolan pendemo di depan gedung dpr yang mengakibatkan timbulnya tawuran antar polisi yang bertugas keamanan di sana.

4.       Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
Kubu yang mentang kenaikan BBM

5.       Konflik antar atau tidak antar agama.
Misalnya kita sering mendengar perbedaan pendapat antar kelompok islam fpi dan muhammadiyah.

6.       Konflik antar politik.
Kubu anas dan kubu sby.

Sumber Konflik

1.       Faktor komunikasi
Misalnya pegawai lini memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staff lebih pada memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting, sementara staff merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya miss understanding di kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.

2.       Faktor struktur tugas maupun struktur organisasi
Misalnya dalam hubungan kerja, bagian pemasaran ingin agar produknya cepat laku. Kalau perlu dijual murah dan dengan cara kredit. Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki pembayaran harus tunai agar posisi keuangan perusahaan tetap stabil.

3.       Faktor yang bersifat personal
Misalnya di waktu yang sama, seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang besar.

4.       Faktor lingkungan
Misalnya seseorang yang harus menjual produk dengan harga tinggi, padahal dia sadar bahwa calon konsumennya membutuhkan keuangan untuk ongkos sekolahnya.

  • Strategi Penyelesaian Konflik



1.       Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.

2.       Akomodasi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. Proses tersebut adalah taktik perdamaian.

3.       Sharing
Suatu pendekatan penyelesaian kompromi antara dominasi kelompok dan kelompok lain untuk berdamai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok berpikiran positif, dengan alasan yang tidak lengkap, tetapi memuaskan.

4.       Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.

5.       Penghindaran
Menyangkut ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.


Metode Penyelesaian Konflik 

Dalam metode penyelesaian konflik ada tiga metode penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau penekanan, kompromi, dan pemecahan masalah integratif.
Dominasi atau penekanan. Dominasi atau penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
  • Kekerasan (forcing) yang bersifat penekanan otokratik.
  • Penenangan (smoothing), merupakan cara yang lebih diplomatis.
  • Penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas.
  • Aturan mayoritas (majority rule), mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok dengan     melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil.
  • Kompromi, manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertikai. 


  • Motivasi


Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi berasal dari bahasa inggris yakni ‘move’ yang berarti berpindah. Sedangkan motivasi dapat dibagi menjadi dua yakni motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal adalah motivasi dari dalam diri yangbiasanya bersifat long last sedangkan motivasi eksternal merupakan motivasi dari luar individu yang biasanya hanya bersifat temporer.Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

  • Teori Motivasi

1.       Teori Motivasi oleh Douglas Mc Gregor (Teori X dan Y)
Douglas Mc Gregor menemukan teori X dan Y setelah mengkaji cara para manager berhubungan dengan para karyawan. Ada empat asumsi negatif yang dimiliki oleh manager dalam teori X, yaitu:

·         Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
·         Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
·         Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari perintah formal (asumsi ketiga).
·         Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.

Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y, yaitu:

·         Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan seperti halnya istirahat atau bermain.
·         Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
·         Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari dan bertanggung jawab.
·         Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.


2.     Teori Motivasi oleh Abraham Maslow (Teori Hierarki Kebutuhan)
Teori motivasi yang paling terkenal adalah teori Hirarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).

Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal. Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan, teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.

3.       Teori Motivasi oleh David Mc Clelland (Teori Motivasi Kontemporer)
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
o    Kebutuhan pencapaian: Dorongan untuk melebihi, mencapai standar, berusaha keras untuk berhasil.
o    Kebutuhan kekuatan: Kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
o    Kebutuhan hubungan: Keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.

4.       Teori Motivasi oleh Herzberg (Teori Dua Faktor)
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.

Tulisan TOU 1 Minggu ke 3

Posted by Kenrick Setiawan
Tips & Trick Ngoding dengan semangat



Tips :

1. Niat 

Tanpa niatan yang kuat kita takan pernah bisa memasuki dunia ini, sebab diperlukan kesabaran tinggi, bahkan sampai mencapai tingkat jenuh dan stres hingga akhirnya kita memahami kode tersebut.

2. Kenali


Kenali bahasa pemrograman yang sedang anda geluti, jangan muluk-muluk membuat program yang super, cukup pahami terlebih dahulu fungsi-fungsi dari kode bahasa pemrograman tersebut.

3. Ikuti Berita tentang Dunia IT

Dengan mengikuti perkembangan dunia IT biasanya kita akan termotivasi dan akan lebih bersemangat dalam melakukan pengkodean/coding.

Trick :

1. Biasakan Tulis Sendiri 

Biasakan mengetik kode program sendiri, karena hal tersbeut akan membantu kita untuk memahami kode dan membiasakan kita hapal dengan cara penulisan dan fungsinya. Jangan dibiasakan COPAS (Copy Paste) karena hal tersebut hanya membuat kita tak fungsi sesungguhnya dari kode program.

2. Mandilah Sebelum Coding 

Melakukan coding haruslah dalam pikiran yang tidak stres, maka dari itu biasakan mandi karena biasanya dengan suhu tubuh yang nyaman (tidak panas/gerah) kita akan lebih nyaman berfikir.

3. Gunakan Project 

Jika sudah mematuhi TIPS No.2 maka belajar membuat sebuah produk/project jadi, maka anda akan paham dengan sendirinya apa saja yang bisa dikombinasikan dan dibutuhkan dalam membuat sebuah aplikasi.


4. Biarkan Ketagihan 

Pada saat latihan jangan sesekali meninggalkan project saat belum sukses atau error tapi berhentilah saat anda sukses coding, maka dengan demikian anda akan merasa semangat lagi untuk coding selanjutnya. "Dont stop when you tried Stop when your done!" 

Sumber :