KONFLIK ORGANISASI
- Pengertian
konflik
Konflik berasal dari kata
kerja configere yang artinya saling
memukul. Dilihat dari sisi sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Konflik dilatarbelakangi
oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu. Hal itu lalu menimbulkan
perbedaan yang menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat,
keyakinan, dan lain sebagainya. Karena ciri-ciri individu dibawa dalam hal
interaksi sosial, konflik merupakan hal yang wajar. Dalam kehidupan sehari-hari
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya, setiap
konflik dalam organisasi konflik selalu diasosiasikan dengan antara lain, oposisi
(lawan), kelangkaan, dan blokade. Di asumsikan pula bahwa ada dua pihak atau
lebih yang tujuan atau kepentingannya tidak saling menunjang. Kita semua
mengetahui pula bahwa sumber daya dana, daya reputasi, kekuasaan, dan
lain-lain, dalam kehidupan dan dalam organisasi tersedianya terbatas. Setiap
orang, setiap kelompok atau setiap unit dalam organisasi akan berusaha
memperoleh sumber daya tersebut secukupnya dan kelangkaan tersebut akan
mendorong perilaku yang bersifat menghalangi oleh setiap pihak yang punya
kepentingan yang sama. Pihak-pihak tersebut kemudian bertindak sebagai oposisi
terhadap satu sama lain. Bila ini terjadi, maka status dari situasi dapat
disebut berada dalam kondisi konflik.
- Jenis
dan sumber konflik
Jenis Konflik
1.
Konflik antara atau dalam (intrapribadi),
misalnya
antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role)).
Misalnya
saat seseorang menerima perintah yang berbeda dari dua atasannya. Atasan yang
satu menyatakan harus menjaga jarak
antar karyawan supaya kinerja tidak terganggu, sementara atasan yang lain
meminta agar semua karyawan mengutamakan kerja tim, sehingga ia kesulitan
menjalankan perannya.
2.
Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar
gank).
Misalnya
tawuran yang terjadi antar sma 6 dan 70.
3.
Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi
melawan massa).
Misalnya
segerombolan pendemo di depan gedung dpr yang mengakibatkan timbulnya tawuran
antar polisi yang bertugas keamanan di sana.
4.
Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara).
Kubu yang mentang
kenaikan BBM
5. Konflik
antar atau tidak antar agama.
Misalnya
kita sering mendengar perbedaan pendapat antar kelompok islam fpi dan
muhammadiyah.
6. Konflik
antar politik.
Kubu anas dan kubu sby.
Sumber
Konflik
1. Faktor
komunikasi
Misalnya pegawai lini
memiliki wewenang dalam proses pengambilan keputusan sementara staff lebih pada
memberikan rekomendasi atau saran. Sering pegawai lini merasa lebih penting,
sementara staff merasa lebih ahli. Ujung-ujungnya miss understanding di
kalangan pelaku organisasi karena informasi yang diterima kurang jelas atau
bertentangan dengan tujuan yang sebenarnya.
2. Faktor
struktur tugas maupun struktur organisasi
Misalnya dalam hubungan
kerja, bagian pemasaran ingin agar produknya cepat laku. Kalau perlu dijual
murah dan dengan cara kredit. Sebaliknya, bagian keuangan menghendaki
pembayaran harus tunai agar posisi keuangan perusahaan tetap stabil.
3. Faktor
yang bersifat personal
Misalnya di waktu yang
sama, seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama
didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang
besar.
4. Faktor
lingkungan
Misalnya seseorang yang
harus menjual produk dengan harga tinggi, padahal dia sadar bahwa calon
konsumennya membutuhkan keuangan untuk ongkos sekolahnya.
- Strategi Penyelesaian Konflik
1. Kompetisi
Penyelesaian konflik yang
menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. Penyelesaian
bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation.
2. Akomodasi
Penyelesaian konflik yang
menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya
penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri.
Proses tersebut adalah taktik perdamaian.
3. Sharing
Suatu pendekatan
penyelesaian kompromi antara dominasi kelompok dan kelompok lain untuk
berdamai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua kelompok
berpikiran positif, dengan alasan yang tidak lengkap, tetapi memuaskan.
4. Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian
konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha ini adalah pendekatan pemecahan
problem (problem-solving approach) yang memerlukan integrasi dari kedua pihak.
5. Penghindaran
Menyangkut
ketidakpedulian dari kedua kelompok. Keadaaan ini menggambarkan penarikan
kepentingan atau mengacuhkan kepentingan kelompok lain.
Metode Penyelesaian Konflik
Dalam metode penyelesaian konflik ada tiga metode penyelesaian
konflik yang sering digunakan, yaitu dominasi atau penekanan, kompromi, dan
pemecahan masalah integratif.
Dominasi atau penekanan. Dominasi atau penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Dominasi atau penekanan. Dominasi atau penekanan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Kekerasan (forcing) yang bersifat penekanan otokratik.
- Penenangan (smoothing), merupakan cara yang lebih diplomatis.
- Penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas.
- Aturan mayoritas (majority rule), mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok dengan melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang adil.
- Kompromi, manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak yang bertikai.
- Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah,
dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi berasal dari
bahasa inggris yakni ‘move’ yang berarti berpindah. Sedangkan motivasi dapat
dibagi menjadi dua yakni motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi
internal adalah motivasi dari dalam diri yangbiasanya bersifat long last
sedangkan motivasi eksternal merupakan motivasi dari luar individu yang
biasanya hanya bersifat temporer.Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas,
intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas
tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut
dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang
terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat
mempertahankan usahanya.
- Teori Motivasi
1. Teori Motivasi oleh Douglas Mc Gregor (Teori X
dan Y)
Douglas Mc Gregor menemukan teori X dan Y
setelah mengkaji cara para manager berhubungan dengan para karyawan. Ada empat
asumsi negatif yang dimiliki oleh manager dalam teori X, yaitu:
·
Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan
dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
·
Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka
harus dikendalikan atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
·
Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan
mencari perintah formal (asumsi ketiga).
·
Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas
semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan
negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada empat asumsi positif yang
disebutkan dalam teori Y, yaitu:
·
Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang
menyenangkan seperti halnya istirahat atau bermain.
·
Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan
emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
·
Karyawan bersedia belajar untuk menerima,
mencari dan bertanggung jawab.
·
Karyawan mampu membuat berbagai keputusan
inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi dan bukan hanya bagi mereka yang
menduduki posisi manajemen.
2. Teori Motivasi oleh Abraham Maslow (Teori
Hierarki Kebutuhan)
Teori motivasi yang paling terkenal adalah
teori Hirarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam
setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis
(rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin
dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang,
kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan
internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi
seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam
urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai
kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan
aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat
tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara
internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara
eksternal. Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara
manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian
tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan
beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan, teori ini tidak menemukan
pendukung yang kuat.
3.
Teori Motivasi oleh David Mc Clelland (Teori
Motivasi Kontemporer)
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang
dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi
pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Teori kebutuhan McClelland
dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan
McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
o
Kebutuhan pencapaian: Dorongan untuk melebihi,
mencapai standar, berusaha keras untuk berhasil.
o
Kebutuhan kekuatan: Kebutuhan untuk membuat
individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan
berperilaku sebaliknya.
o
Kebutuhan hubungan: Keinginan untuk menjalin
suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
4.
Teori Motivasi oleh Herzberg (Teori Dua Faktor)
Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja
berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bahwa ketidakpuasan kerja
berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://nyamploengan.wordpress.com/2013/10/19/makalah-kelompok-2-konflik-dalam- organisasi/